Gender dan agama
1.gender dan religiusitas
Yang menjadi pokok pembahasan dan
pertanyaannya adalah, apakah ada perbedaan religiusitas yang disebabkan oleh
gender? Apakah hubungannya antara gender dengan religiusitas?
Sebuah study yang dilakukan oleh argyle (2006)
ditujukan untuk menguji hipotesisi apakah perempuan lebih religiusitas daripada
lki laki
Beberapa
teori menunjukan bahwah perempuan lbih religiusitas daripada laki laki. Sebagai
contoh jika agama berfungsih untuk mengatasi rasa bersalah hal ini akan
menunjukan bahwah perempianlah yang memang memiliki rasa bersalah lebih besar
dari laki laki. hal ini akn menambah religiusitas bagi perempuan.
Liao
(2005) menunjukan bahwah di kalangan masyarakat thaiwan perempuan lebih
religiusitas daripada laki-laki dalam hal ini religiusitas dilihat dari
seberapa sering atau seberapa banyak perempuan pergi ke kuil atau gereja,
menurut liao ada tiga penjelasan mengenai fakta yang menunjukan bahwah
perempuan lebih religiusitas daripada laki-laki.
1.
Perempuan
thailand tertindas itulah sebabnya mereka lebih membutuhkan lebih banyak
interaksi dengan tuhan
2.
Perempuan
lebih sensitif waktu luang untuk pergi ke gereja
3.
Perempuan
thaiwan lebih sensitif dalam hal emosional dan spiritual
Mereka lebih khawatir daripada laki-laki
sehingga lebih ccok dengan hala spiritual`
Menurut sullins (2006) temuan bahwah
perempuan lebih religiusitas daripada laki-laki tidaklah universal. Hubungan
antara kesalehan porsonal denggan tingkat keaktifat dalam aktifitas keagamaan
(partisipasi organisasional) dinegara-negara dunia ketiga menggunakan data
WORLD VALUES SURVEY menunjukan bahwah perempuan tidak lebih tinggi daripada
laki-laki dalam halkeaktifan keberagamaan. Buktinya dikaum yahudidan muslim di
seluruh dunia, laki-laki lebih religius daripada perempuan.
Secara umum study menunjukan bahwah perempuan
melebihi laki-laki dalam hal ibadah meskipun sebagian kecil ppendapat
menunjukan bahwah perempuan tidak melebohi laki-laki dalam hal religiusitas.
Yang sering terjadi atau secara umum
kesetaraan gender sering terjadi diskriminasi terhadap perempuan, namun dengan
adanya religiusitas gender membawah efek positif bagi kaum perempuan. Yaitu
timbul kesadaran akan kelebihan yang dimilikinya dan hal yang membantu
perempuan memainkan peran yang efisien
dalam masyarakat sehingga menimbulkan generasi yang lebih baik.
2. grender, status, dan peran-peran keagamaan
Secara umum agama mengajarkan prinsip egalitarian
untuk semua jenis kelamin namun dalam agama-agama lain terdapatajaran-ajaan
yang membuat kesenjangan gender
Islam adalah contoh agama yang menganut
egetarian karena laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama dihadapan
tuhan. Dan memiliki pengaruh besar terutama bagi hak asasi manusia termasuk
perempuan. Arab sebelum islam menganggap bahwah kualitas perempuan sangat
berbanding terbalik dengan laki-laki. Peradaban manusia sebelum islam terutama
yang berkembang dijazirah arab Menurut anwar sangat merendahkan
perempuan.
Sikap misoginistik
mempengaruhi para muslim bahwah
perempuan berbeda secara politik dan ekonomi bukan hanya secara biologi.
Selain hambatan yang bersifat kurtural
perempuan mengalami hambatan struktural seperti kebijakan publik menghambat peren
perempuam dirana publik` dinegara-negara lain perempuan tidak memiliki hak
pilih.
Secara teoritis menurut levin (2004) ksenjangan gender terjadi karena adanya
keinginan suatu kelompok untuk mendominasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar