Sabtu, 10 Desember 2016

gender dan agama (perbedaan religiusitas yang disebabkan oleh gender)

Gender dan agama
1.gender dan religiusitas
Yang menjadi pokok pembahasan dan pertanyaannya adalah, apakah ada perbedaan religiusitas yang disebabkan oleh gender? Apakah hubungannya antara gender dengan religiusitas?
Sebuah study yang dilakukan oleh argyle (2006) ditujukan untuk menguji hipotesisi apakah perempuan lebih religiusitas daripada lki laki
            Beberapa teori menunjukan bahwah perempuan lbih religiusitas daripada laki laki. Sebagai contoh jika agama berfungsih untuk mengatasi rasa bersalah hal ini akan menunjukan bahwah perempianlah yang memang memiliki rasa bersalah lebih besar dari laki laki. hal ini akn menambah religiusitas bagi perempuan.
            Liao (2005) menunjukan bahwah di kalangan masyarakat thaiwan perempuan lebih religiusitas daripada laki-laki dalam hal ini religiusitas dilihat dari seberapa sering atau seberapa banyak perempuan pergi ke kuil atau gereja, menurut liao ada tiga penjelasan mengenai fakta yang menunjukan bahwah perempuan lebih religiusitas daripada laki-laki.
1.      Perempuan thailand tertindas itulah sebabnya mereka lebih membutuhkan lebih banyak interaksi dengan tuhan
2.      Perempuan lebih sensitif waktu luang untuk pergi ke gereja
3.      Perempuan thaiwan lebih sensitif dalam hal emosional dan spiritual
Mereka lebih khawatir daripada laki-laki sehingga lebih ccok dengan hala spiritual`
Menurut sullins (2006) temuan bahwah perempuan lebih religiusitas daripada laki-laki tidaklah universal. Hubungan antara kesalehan porsonal denggan tingkat keaktifat dalam aktifitas keagamaan (partisipasi organisasional) dinegara-negara dunia ketiga menggunakan data WORLD VALUES SURVEY menunjukan bahwah perempuan tidak lebih tinggi daripada laki-laki dalam halkeaktifan keberagamaan. Buktinya dikaum yahudidan muslim di seluruh dunia, laki-laki lebih religius daripada perempuan.

Secara umum study menunjukan bahwah perempuan melebihi laki-laki dalam hal ibadah meskipun sebagian kecil ppendapat menunjukan bahwah perempuan tidak melebohi laki-laki dalam hal religiusitas.
Yang sering terjadi atau secara umum kesetaraan gender sering terjadi diskriminasi terhadap perempuan, namun dengan adanya religiusitas gender membawah efek positif bagi kaum perempuan. Yaitu timbul kesadaran akan kelebihan yang dimilikinya dan hal yang membantu perempuan memainkan peran yang efisien  dalam masyarakat sehingga menimbulkan generasi yang lebih baik.

2. grender, status, dan peran-peran keagamaan
Secara umum agama mengajarkan prinsip egalitarian untuk semua jenis kelamin namun dalam agama-agama lain terdapatajaran-ajaan yang membuat kesenjangan gender      
Islam adalah contoh agama yang menganut egetarian karena laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama dihadapan tuhan. Dan memiliki pengaruh besar terutama bagi hak asasi manusia termasuk perempuan. Arab sebelum islam menganggap bahwah kualitas perempuan sangat berbanding terbalik dengan laki-laki. Peradaban manusia sebelum islam terutama yang berkembang dijazirah arab Menurut anwar sangat merendahkan perempuan.
Sikap misoginistik  mempengaruhi para muslim bahwah perempuan berbeda secara politik dan ekonomi bukan hanya secara biologi.
Selain hambatan yang bersifat kurtural perempuan mengalami hambatan struktural seperti kebijakan publik menghambat peren perempuam dirana publik` dinegara-negara lain perempuan tidak memiliki hak pilih.

Secara teoritis menurut levin (2004)  ksenjangan gender terjadi karena adanya keinginan suatu kelompok untuk mendominasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar